Pimpinan MPR RI 2014-2019

Dalam pemilihan pimpinan MPR RI 2014-2019 8 Oktober yang lalu terdapat dua paket pilihan yang diajukan oleh Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan juga Koalisi Merah Putih (KMP).

Paket A, Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mengajukan Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai calon Ketua MPR dan empat Wakil Ketua MPR yang terdiri dari Ahmad Basarah (PDIP), Imam Nachrowi (PKB), Patrice Rio Capella (Nasdem), dan Hasrul Azwar (PPP).

Paket B, Koalisi Merah Putih (KMP) mengajukan Zulkifli Hasan (PAN) sebagai calon Ketua MPR dan empat Wakil Ketua MPR yang terdiri atas Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta Odang (DPD).

Pengajuan Oesman Sapta Odang sebagai calon tunggal pimpinan MPR RI dari DPD sebelumnya menuai protes Koalisi Merah Putih (KMP). Koalisi Merah Putih (KMP) menginginkan ada satu nama lainnya selain Oesman Sapta Odang. Tak pelak sidang sempat diskors beberapa waktu dan akhirnya Oesman Sapta Odang tetap menjadi satu-satunya calon pimpinan MPR yang mewakili DPD.

Perhelatan pemilihan pimpinan MPR RI 2014-2019 sempat memecah Koalisi Merah Putih (KMP). PPP sempat menyeberang ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH), lantaran PPP tidak mendapat jatah pimpinan MPR pada paket yang diajukan KMP. Kursi pimpinan MPR sulit jatuh ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sebab internal partai berlambang Kabah itu tidak kompak dalam mengajukan nama pimpinan MPR. Pada detik-detik akhir sebenarnya PPP akan diberi jatah wakil ketua MPR dalam paket KMP dan PKS mengalah namun PPP tak bergeming dan memilih tetap bergabung dengan KIH.

Sebelum voting Oesman Sapta Odang menyampaikan visi misinya sebagai calon ketua MPR RI 2014-2019. Menurutnya "Bilamana saya terpilih sebagai ketua, saya akan menjadi perekat antara DPD dan DPR".

Sedangkan, Zulkifli Hasan mengatakan dirinya tak pernah berniat menduduki kursi ketua MPR. Namun, karena dirinya telah dipilih untuk menjadi calon ketua maka Zulkifli menganggap hal tersebut sebagai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sehingga ia berjanji apabila terpilih sebagai ketua MPR, dirinya akan bekerja semaksimal mungkin melaksanakan tugas-tugasnya. Serta, menambah keharmonisan hubungan antara DPR dan DPD.

Pimpinan sidang Maimanah memutuskan voting atau pemungutan suara untuk memilih Paket A dan Paket B sebagaimana yang dimandatkan pada Tatib sidang MPR pasal 21 ayat 7 pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara bukan musyawarah mufakat.

Seharusnya ada 680 anggota MPR mengikuti pemungutan suara, namun saat penghitungan kertas suara voting, hanya tercatat 678.

  • PDIP 106 anggota hadir (dari total 106 anggota)
  • Golkar 88 (dari 90)

  • Gerindra 73 (dari 83)

  • Demokrat 58 (dari 61)

  • PAN 48 (dari 48)

  • PKB 47 (dari 47)

  • PKS 40 (dari 40)

  • PPP 39 (dari 39)

  • Nasdem 36 (dari 36)

  • Hanura 16 (dari 16)

  • DPD 129 (dari 130)

Setelah voting tertutup selesai, penghitungan suara pemilihan pimpinan MPR RI 2014-2019 menghasilkan Paket B usulan Koalisi Merah Putih (KMP) menang dengan suara sebanyak 347 dibanding Paket A usulan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang hanya meraih 330 suara jadi selisih. Sehingga pada tanggal 8 Oktober 2014 terpilihlah impinan MPR Periode 2014-2019, sbb:
  • Ketua MPR : Zulkifli Hasan (PAN)
  • Wakil Ketua MPR:
    • Mahyudin (Golkar)
    • EE Mangindaan (Demokrat)
    • Hidayat Nur Wahid (PKS)
    • Oesman Sapta Odang (DPD)


Walaupun jam menunjukan pukul 04.43 WIB, pelantikan pimpinan MPR terpilih tetap akan dilaksanakan pada hari itu juga.

Pimpinan MPR RI periode 2014-2019 akhirnya ditetapkan, Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR, Wakil Ketua MPR Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta Odang (DPD).
Share on Google Plus

About arisnb

Arisnbw adalah Aris Nurbawani, bukan yang lain.